Potensi Diri
Dalam fakta pikiran manusia ini, ada beberapa prinsip atau cara kerja pikiran
manusia yang perlu anda ketahui.
a. Menyimpan dan Mengorganisasikan Informasi
Manusia terlahir dengan pikiran bersih dan jernih. Selanjutnya, sejalan dengan
perkembangan fisiknya (termasuk organ tubuh), pikiran manusia mulai berkembang
(berisi dan berwarna).
Dr. Ibrahim Elfiky, meraih gelar doktor di bidang metafisika di Universitas Los
Angeles, dalam bukunya ‘Terapi Berfikir Positif” mengatakan bahwa proses
perkembangan pikiran manusia bersumber terutama dari tujuh sumber kuat yaitu,
orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah, teman, media massa dan diri manusia itu
sendiri.
Proses perkembangan tersebut dimulai dengan cara menyimpan setiap informasi
yang diperoleh dari panca indera manusia. Berkolaborasi dengan ‘lemari arsip
raksasa’ otak, pikiran kemudian mengorganisasi informasi yang sudah tersimpan
diotaknya dalam arsip atau ‘folder’ pikiran yang disebut dengan ‘akal pikiran’.
Menyadari prinsip pikiran ini, maka kita harus berusaha mendapatkan informasi
sebanyak mungkin tentang apa saja yang kita inginkan, dimana secara otomatis
pikiran kita akan mengarsipkan dengan baik pada folder ‘akal pikiran’.
b. Pikiran dan Tubuh saling Mempengaruhi
Kalau saya bertanya pada anda, “bagaimana kondisi mata seseorang yang sedang
marah atau sedih ?”, tentu spontan anda akan menjawab, “matanya melotot untuk
orang yang sedang marah dan sayu untuk orang yang sedang sedih”. Kalau begitu, saya minta anda mencoba atau setidak-tidaknya membayangkan, ‘mata anda
melotot dalam keadaan sedih, atau sayu dalam kondisi marah’, saya percaya anda
akan mengatakan “tidak bisa !”.
Dekade 50-an, para dokter mengadakan suatu penelitian, ‘apakah pikiran
(keyakinan) seorang pasien terhadap obat benar-benar menciptakan perbedaan
dalam menjadikan obat itu efektif atau tidak dalam proses penyembuhan. Para
pasien diberikan sebuah pil yang hanya berisi gula sambil diberi penjelasan bahwa
pil tersebut adalah obat yang sangat efektif untuk menyembuhkan sakit flu dan sakit
kepala yang mereka derita. Yang mengejutkan, ternyata pil gula itu menyebabkan
tingkat kesembuhan yang hampir sama dibandingkan dengan obat yang sebenarnya.
Eksperimen plasebo tersebut, membuktikan bahwa pikiran manusia dapat
mengaktifkan sifat kimia dalam tubuh untuk mendatangkan kesembuhan.
Dalam peneltian lainnya, menunjukkan bahwa ‘pikiran (keyakinan) dapat
mengesampingkan dampak-dampak kimia yang ada dalam tubuh manusia’.
Percobaan dilakukan dengan membagi dua group 100 orang mahasiswa kedokteran,
dimana group pertama diberi pil berwarna merah yang diberi atau disertai infomasi
bahwa pil tersebut adalah stimulan (yang sebenarnya obat tidur). Begitu pula
sebalikya, group kedua diberi pil berwarna biru yang yang disertai informasi bahwa
pil tersebut adalah obat depresan (yang sebenarnya adalah mengandung stimulan
dengan dosis tinggi).
Hasilnya, lebih dari 50% dari masing-masing group, tubuh mereka bereaksi sejalan
dengan informasi (pikiran) yang diberikan mengenai pil-pil tersebut. Dilaporkan
bahwa group yang meminum pil merah merasa sangat energik dan perhatian mereka
menjadi tajam atau sangat fokus. Sebaliknya yang meminum pil biru dilaporkan
bahwa mereka merasa sangat mengantuk, merasa lemas dan tidak termotivasi.
Lalu bagaimana caranya untuk memanfaatkan prinsip ‘pikiran dan tubuh saling
mempengaruhi’ ini sebagai modal untuk mencapai mimpi-mimpi anda?
“Penasaran ???”
c. Pikiran Tidak Bisa Membedakan yang Real dan Imaginasi
Sebuah kisah menarik untuk mempermudah pemahaman mengenai prinsip ‘pikiran
tidak dapat membedakan antara yang realitas dan imaginasi’, yaitu sebuah kisah
yang terjadi pada Perang Dunia II yang di ceritakan oleh Dr. Ibrahim dalam buku
yang sama ‘Terapi Berfikir Positif’;Suatu saat di PD II, Hitler dibantu para ahlinya menerapkan cara baru ‘hukuman
psikis yang tidak akan terlupakan’ untuk menghukum tiga orang prajuritnya yang
membangkang. Setiap pembangkang dimasukkan kedalam 3 sel sangat sempit yang
berbeda. Suara gemercik air diperdengarkan yang berasal dari pancuran yang tidak
jauh dari ke tiga sel tersebut. Sebelum pintu sel ditutup dengan rapat, ketiga
pembangkang tersebut diinformasikan bahwa didalam sel mereka terdapat aliran gas
beracun sehingga kesempatan mereka untuk hidup tidak lebih dari 6 jam saja.
Berselang 3 jam kemudian, pintu sel dibuka dan sangat mengejutkan didapati 2
orang pembangkang benar-benar tewas dan yang satunya dalam kondisi kritis
berjuang melawan kematian.
Ketiga prajurit pembangkang tersebut benar-benar meyakini kalau informasi
gas beracun yang mereka terima adalah benar apa adanya, maka selanjutnya
pikiran mereka hanya tertuju pada satu folder ‘akal pikiran’ yang memuat tentang gas
beracun, sehingga informasi yang ada didalamnya di transfer keseluruh bagian
tubuhnya. Akibatnya degup jantung berdetak dengan cepat, napas menjadi sesak,
tekanan darah meningkat dengan drastis dan keringat dingin mengucur dengan
derasnya. Tidak lama kemudian, kondisi tubuh tadi, ditransfer kembali ke otak yang
membuka folder ‘akal pikiran’ menghadapi kematian. Begitulah prosesnya hingga
ketiga prajurit pembangkang tersebut meregang nyawa.
“Ahh, kisah itu belum tentu kebenarannya !!!” mungkin menurut anda. Baiklah,
saya akan memberi contoh yang kemungkinan besar pernah anda alami sendiri
mengenai prinsip pikiran ‘tidak dapat membedakan antara yang realitas dan
imaginasi’.
Suatu saat mungkin anda pernah ‘bermimpi’, dimana anda dihadapkan dalam
suatu kondisi yang sangat mencekam, misalnya anda dikejar anjing atau orang gila
atau mungkin anda sedang melewati suatu tempat yang ‘anda percaya’ dapat
membuat anda ‘merinding’ yang membangkitkan bulu-bulu halus yang berada
ditengkuk anda. Setelah terbangun, ternyata anda mendapati degup jantung anda
benar-benar menjadi lebih kecang yang disertai dengan keringat dingin.
Prinsip ini tentunya sangat berguna untuk memprogram ‘software pikiran’
anda untuk menciptakan suatu hal secara imaginer terhadap keinginan anda untuk
mencapai sesuatu atau mimpi-mimpi anda. “Bukankah pada saat ini, apa yang anda
inginkan atau mimpi-mimpi tersebut masih berupa hal imaginer dalam pikiran anda?,
hmm … menarik bukan ?”.
d. Garbage In Garbage Growth
Meminjam istilah komputer GIGO (Garbage In Garbage Out) yang dimaknai dengan
‘jika suatu pemrograman mendapat masukan bernilai sampah, maka keluarannya
akan bernilai sampah pula’, saya sedikit dimodifikasi untuk menggambarkan
bagaimana prinsip pikiran bekerja yaitu GIGG atau Garbage In Garbage Groth
sebagai pembeda antara kerja software komputer dengan bio-software (pikiran)
manusia.
Misalnya anda mempunyai sebuah software statistik yang mumpuni untuk
dapat menggambarkan korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain. Jika anda
memasukkan data yang salah terhadap satu variabel, maka hasilnya yang akan
anda peroleh tentunya akan salah pula. Kemudian, data yang salah tersebut anda
coba untuk memasukan lagi, maka anda akan mendapatkan hasil yang sama persis
seperti sebelumnya.
Bandingkan dengan bio-software manusia, ‘teman anda menceritakan bahwa
dia habis di marahi oleh dosennya karena datang terlambat’ (input), maka outputnya
bisa berupa ‘persepsi anda’ bahwa ‘dosen teman anda tidak toleran’. Kemudian anda
mendapatkan informasi yang persis sama lagi dikemudian hari dari teman yang
sama atau teman lainnya, maka ‘persepsi anda’ akan berubah menjadi ‘dosen teman
anda pemarah’. Bisa anda bayangkan jika anda mendapatkan perulangan informasi
yang sama lagi, kemungkinan besar persepsi anda akan menjadi ‘dosen teman anda
adalah dosen killer yang siap untuk membantai setiap mahasiswa yang mengikuti
kelasnya’.
Lebih hebatnya lagi prinsip GIGG ini, dalam hal Growth, bukan saja
menaikkan atau memperkuat secara linier, tetapi juga menjadi ‘generalisasi’.
Persepsi anda tentang ‘dosen teman anda’ akan mengeneralisasi menjadi ‘dosen
mata kuliah tertentu’, atau ‘dosen di universitas tertentu’, atau ‘semua dosen’ dan
seterusnya.
Prinsip GIGG menggambarkan bahwa, apapun jenis masukan kedalam otak
anda, maka pikiran anda akan membantunya untuk berkembang secara ekponensial.
Jika masukan itu bersifat negatif, maka pikiran anda akan mengembangkan menjadi
hal-hal yang sangat negatif bagi perkembangan diri anda. Misalnya Anda
mengatakan “Saya tidak bisa melakukan itu”, maka bukan saja dia menguatkan
informasi-informasi mengenai ‘ketidak bisaan’ anda terhadap bidang-bidang tertentu,tertapi juga melemahkan informasi ‘kebisaan’ anda terhadap bidang-bidang tertentu
lainnya.
Demikian pula sebaliknya, jika yang dimasukkan sesuatu informasi yang
positif, maka pikiran Anda akan mengembangkannya menjadi hal sangat positif pula.
Hal ini sejalan dengan pengandaian Tony Buzan yaitu “Your Brain is like a
Sleeping Giant”.
Jika anda dengan sadar terus menerus memasukan hal-hal yang sejalan (positif)
dengan MIMPI-MIMPI anda, dengan menyadari prinsip ini, bukankah sangat mudah
untuk mengapai MIMPI-MIMPI ANDA???.
Sayangnya, kebanyakan manusia
memfokuskan pikiriannya kepada halhal yang tidak diinginkannya. Jika iya
ingin menemui seorang klien di suatu
tempat misalnya, biasanya akan muncul pertanyaan, “Hujan ngak ya?”, “Macet ngak
ya?” atau “Orangnya datang tepat waktu ngak ya?”, dan masih banyak pertanyaan
negatif lainnya. Bukankan pertanya-pertanyaan itu adalah hal-hal yang tidak
diinginkannya???
Sampai disini, rasanya tidak berlebihan kalau saya mengatakan bahwa :
• ‘Manusia adalah mahluk ciptaan yang paling sempurna’.
• ‘Setiap manusia dilahirkan dengan potensi bio-hardware dan bio-software yang
MENAKJUBKAN’.
• ‘Tidak ada satupun orang yang berutung, kecuali mereka yang sanggup
memaksimalkan Potensi Diri Nya secara Optimal’.
• ‘Fokuskan pikiran Anda kepada apa yang Anda inginkan, bukan kepada apa yang
tidak Anda inginkan’.
• Ingat ‘Kemuliaan Manusia terletak pada PIKIRANnya’ kata - Pascal
“Tercerahkan ???”, tentu jawabanya “ya”…
“masih kurang yakin ???” …. Silahkan untuk ‘Terima Diri’ di bagian selanjutnya
untuk lebih menyakinkan diri ANDA.