Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Desember 2020

Prinsip Pikiran

Potensi Diri

Dalam fakta pikiran manusia ini, ada beberapa prinsip atau cara kerja pikiran manusia yang perlu anda ketahui. 



a. Menyimpan dan Mengorganisasikan Informasi 

    Manusia terlahir dengan pikiran bersih dan jernih. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan fisiknya (termasuk organ tubuh), pikiran manusia mulai berkembang (berisi dan berwarna). Dr. Ibrahim Elfiky, meraih gelar doktor di bidang metafisika di Universitas Los Angeles, dalam bukunya ‘Terapi Berfikir Positif” mengatakan bahwa proses perkembangan pikiran manusia bersumber terutama dari tujuh sumber kuat yaitu, orang tua, keluarga, masyarakat, sekolah, teman, media massa dan diri manusia itu sendiri.
     Proses perkembangan tersebut dimulai dengan cara menyimpan setiap informasi yang diperoleh dari panca indera manusia. Berkolaborasi dengan ‘lemari arsip raksasa’ otak, pikiran kemudian mengorganisasi informasi yang sudah tersimpan diotaknya dalam arsip atau ‘folder’ pikiran yang disebut dengan ‘akal pikiran’. Menyadari prinsip pikiran ini, maka kita harus berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang apa saja yang kita inginkan, dimana secara otomatis pikiran kita akan mengarsipkan dengan baik pada folder ‘akal pikiran’. 

b. Pikiran dan Tubuh saling Mempengaruhi 

    Kalau saya bertanya pada anda, “bagaimana kondisi mata seseorang yang sedang marah atau sedih ?”, tentu spontan anda akan menjawab, “matanya melotot untuk orang yang sedang marah dan sayu untuk orang yang sedang sedih”. Kalau begitu, saya minta anda mencoba atau setidak-tidaknya membayangkan, ‘mata anda melotot dalam keadaan sedih, atau sayu dalam kondisi marah’, saya percaya anda akan mengatakan “tidak bisa !”. 
    Dekade 50-an, para dokter mengadakan suatu penelitian, ‘apakah pikiran (keyakinan) seorang pasien terhadap obat benar-benar menciptakan perbedaan dalam menjadikan obat itu efektif atau tidak dalam proses penyembuhan. Para pasien diberikan sebuah pil yang hanya berisi gula sambil diberi penjelasan bahwa pil tersebut adalah obat yang sangat efektif untuk menyembuhkan sakit flu dan sakit kepala yang mereka derita. Yang mengejutkan, ternyata pil gula itu menyebabkan tingkat kesembuhan yang hampir sama dibandingkan dengan obat yang sebenarnya. Eksperimen plasebo tersebut, membuktikan bahwa pikiran manusia dapat mengaktifkan sifat kimia dalam tubuh untuk mendatangkan kesembuhan. Dalam peneltian lainnya, menunjukkan bahwa ‘pikiran (keyakinan) dapat mengesampingkan dampak-dampak kimia yang ada dalam tubuh manusia’. 
    Percobaan dilakukan dengan membagi dua group 100 orang mahasiswa kedokteran, dimana group pertama diberi pil berwarna merah yang diberi atau disertai infomasi bahwa pil tersebut adalah stimulan (yang sebenarnya obat tidur). Begitu pula sebalikya, group kedua diberi pil berwarna biru yang yang disertai informasi bahwa pil tersebut adalah obat depresan (yang sebenarnya adalah mengandung stimulan dengan dosis tinggi). 
    Hasilnya, lebih dari 50% dari masing-masing group, tubuh mereka bereaksi sejalan dengan informasi (pikiran) yang diberikan mengenai pil-pil tersebut. Dilaporkan bahwa group yang meminum pil merah merasa sangat energik dan perhatian mereka menjadi tajam atau sangat fokus. Sebaliknya yang meminum pil biru dilaporkan bahwa mereka merasa sangat mengantuk, merasa lemas dan tidak termotivasi. Lalu bagaimana caranya untuk memanfaatkan prinsip ‘pikiran dan tubuh saling mempengaruhi’ ini sebagai modal untuk mencapai mimpi-mimpi anda? “Penasaran ???”

c. Pikiran Tidak Bisa Membedakan yang Real dan Imaginasi 

    Sebuah kisah menarik untuk mempermudah pemahaman mengenai prinsip ‘pikiran tidak dapat membedakan antara yang realitas dan imaginasi’, yaitu sebuah kisah yang terjadi pada Perang Dunia II yang di ceritakan oleh Dr. Ibrahim dalam buku yang sama ‘Terapi Berfikir Positif’;Suatu saat di PD II, Hitler dibantu para ahlinya menerapkan cara baru ‘hukuman psikis yang tidak akan terlupakan’ untuk menghukum tiga orang prajuritnya yang membangkang. Setiap pembangkang dimasukkan kedalam 3 sel sangat sempit yang berbeda. Suara gemercik air diperdengarkan yang berasal dari pancuran yang tidak jauh dari ke tiga sel tersebut. Sebelum pintu sel ditutup dengan rapat, ketiga pembangkang tersebut diinformasikan bahwa didalam sel mereka terdapat aliran gas beracun sehingga kesempatan mereka untuk hidup tidak lebih dari 6 jam saja. Berselang 3 jam kemudian, pintu sel dibuka dan sangat mengejutkan didapati 2 orang pembangkang benar-benar tewas dan yang satunya dalam kondisi kritis berjuang melawan kematian.
    Ketiga prajurit pembangkang tersebut benar-benar meyakini kalau informasi gas beracun yang mereka terima adalah benar apa adanya, maka selanjutnya pikiran mereka hanya tertuju pada satu folder ‘akal pikiran’ yang memuat tentang gas beracun, sehingga informasi yang ada didalamnya di transfer keseluruh bagian tubuhnya. Akibatnya degup jantung berdetak dengan cepat, napas menjadi sesak, tekanan darah meningkat dengan drastis dan keringat dingin mengucur dengan derasnya. Tidak lama kemudian, kondisi tubuh tadi, ditransfer kembali ke otak yang membuka folder ‘akal pikiran’ menghadapi kematian. Begitulah prosesnya hingga ketiga prajurit pembangkang tersebut meregang nyawa.
    “Ahh, kisah itu belum tentu kebenarannya !!!” mungkin menurut anda. Baiklah, saya akan memberi contoh yang kemungkinan besar pernah anda alami sendiri mengenai prinsip pikiran ‘tidak dapat membedakan antara yang realitas dan imaginasi’.
    Suatu saat mungkin anda pernah ‘bermimpi’, dimana anda dihadapkan dalam suatu kondisi yang sangat mencekam, misalnya anda dikejar anjing atau orang gila atau mungkin anda sedang melewati suatu tempat yang ‘anda percaya’ dapat membuat anda ‘merinding’ yang membangkitkan bulu-bulu halus yang berada ditengkuk anda. Setelah terbangun, ternyata anda mendapati degup jantung anda benar-benar menjadi lebih kecang yang disertai dengan keringat dingin.
    Prinsip ini tentunya sangat berguna untuk memprogram ‘software pikiran’ anda untuk menciptakan suatu hal secara imaginer terhadap keinginan anda untuk mencapai sesuatu atau mimpi-mimpi anda. “Bukankah pada saat ini, apa yang anda inginkan atau mimpi-mimpi tersebut masih berupa hal imaginer dalam pikiran anda?, hmm … menarik bukan ?”.

d. Garbage In Garbage Growth 

    Meminjam istilah komputer GIGO (Garbage In Garbage Out) yang dimaknai dengan ‘jika suatu pemrograman mendapat masukan bernilai sampah, maka keluarannya akan bernilai sampah pula’, saya sedikit dimodifikasi untuk menggambarkan bagaimana prinsip pikiran bekerja yaitu GIGG atau Garbage In Garbage Groth sebagai pembeda antara kerja software komputer dengan bio-software (pikiran) manusia. 
    Misalnya anda mempunyai sebuah software statistik yang mumpuni untuk dapat menggambarkan korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain. Jika anda memasukkan data yang salah terhadap satu variabel, maka hasilnya yang akan anda peroleh tentunya akan salah pula. Kemudian, data yang salah tersebut anda coba untuk memasukan lagi, maka anda akan mendapatkan hasil yang sama persis seperti sebelumnya. 
    Bandingkan dengan bio-software manusia, ‘teman anda menceritakan bahwa dia habis di marahi oleh dosennya karena datang terlambat’ (input), maka outputnya bisa berupa ‘persepsi anda’ bahwa ‘dosen teman anda tidak toleran’. Kemudian anda mendapatkan informasi yang persis sama lagi dikemudian hari dari teman yang sama atau teman lainnya, maka ‘persepsi anda’ akan berubah menjadi ‘dosen teman anda pemarah’. Bisa anda bayangkan jika anda mendapatkan perulangan informasi yang sama lagi, kemungkinan besar persepsi anda akan menjadi ‘dosen teman anda adalah dosen killer yang siap untuk membantai setiap mahasiswa yang mengikuti kelasnya’. 
    Lebih hebatnya lagi prinsip GIGG ini, dalam hal Growth, bukan saja menaikkan atau memperkuat secara linier, tetapi juga menjadi ‘generalisasi’. Persepsi anda tentang ‘dosen teman anda’ akan mengeneralisasi menjadi ‘dosen mata kuliah tertentu’, atau ‘dosen di universitas tertentu’, atau ‘semua dosen’ dan seterusnya. 
    Prinsip GIGG menggambarkan bahwa, apapun jenis masukan kedalam otak anda, maka pikiran anda akan membantunya untuk berkembang secara ekponensial. Jika masukan itu bersifat negatif, maka pikiran anda akan mengembangkan menjadi hal-hal yang sangat negatif bagi perkembangan diri anda. Misalnya Anda mengatakan “Saya tidak bisa melakukan itu”, maka bukan saja dia menguatkan informasi-informasi mengenai ‘ketidak bisaan’ anda terhadap bidang-bidang tertentu,tertapi juga melemahkan informasi ‘kebisaan’ anda terhadap bidang-bidang tertentu lainnya. 
    Demikian pula sebaliknya, jika yang dimasukkan sesuatu informasi yang positif, maka pikiran Anda akan mengembangkannya menjadi hal sangat positif pula. Hal ini sejalan dengan pengandaian Tony Buzan yaitu “Your Brain is like a Sleeping Giant”. Jika anda dengan sadar terus menerus memasukan hal-hal yang sejalan (positif) dengan MIMPI-MIMPI anda, dengan menyadari prinsip ini, bukankah sangat mudah untuk mengapai MIMPI-MIMPI ANDA???.
    Sayangnya, kebanyakan manusia memfokuskan pikiriannya kepada halhal yang tidak diinginkannya. Jika iya ingin menemui seorang klien di suatu tempat misalnya, biasanya akan muncul pertanyaan, “Hujan ngak ya?”, “Macet ngak ya?” atau “Orangnya datang tepat waktu ngak ya?”, dan masih banyak pertanyaan negatif lainnya. Bukankan pertanya-pertanyaan itu adalah hal-hal yang tidak diinginkannya??? 

    Sampai disini, rasanya tidak berlebihan kalau saya mengatakan bahwa : 

• ‘Manusia adalah mahluk ciptaan yang paling sempurna’. 

• ‘Setiap manusia dilahirkan dengan potensi bio-hardware dan bio-software yang MENAKJUBKAN’.

• ‘Tidak ada satupun orang yang berutung, kecuali mereka yang sanggup memaksimalkan Potensi Diri Nya secara Optimal’. • ‘Fokuskan pikiran Anda kepada apa yang Anda inginkan, bukan kepada apa yang tidak Anda inginkan’. 

• Ingat ‘Kemuliaan Manusia terletak pada PIKIRANnya’ kata - Pascal “Tercerahkan ???”, tentu jawabanya “ya”… “masih kurang yakin ???” …. Silahkan untuk ‘Terima Diri’ di bagian selanjutnya untuk lebih menyakinkan diri ANDA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer